1. Tujuan[Kembali]
- Mengetahui dan memahami penggunaan sistem digital
- Mampu membuat rangkaian dengan memanfaatkan pengaplikasian sistem digital
2. Alat Dan Bahan[Kembali]
Alat
1. Power Supply DC
Generator DC atau generator arus searah
(DC) adalah salah satu jenis mesin listrik, dan fungsi utama mesin generator DC
adalah mengubah energi mekanik menjadi listrik DC (arus searah). Proses
perubahan energi menggunakan prinsip gaya gerak listrik yang diinduksi secara
energi. tegangan yang digunakan adalah 0-5v
2. Voltmeter
3. Ground
Bahan
Soil Moisture Sensor merupakan
module untuk mendeteksi kelembaban tanah, yang dapat diakses menggunakan
microcontroller seperti arduino.Sensor kelembaban tanah ini dapat dimanfaatkan
pada sistem pertanian, perkebunan, maupun sistem hidroponik mnggunakan hidroton.
Soil Moisture Sensor dapat
digunakan untuk sistem penyiraman otomatis atau untuk memantau kelembaban tanah
tanaman secara offline maupun online. Sensor yang dijual pasaran mempunyai 2
module dalam paket penjualannya, yaitu sensor untuk deteksi kelembaban, dan
module elektroniknya sebagai amplifier sinyal.
Jika menggunakan pin Digital Output maka keluaran hanya
bernilai 1 atau 0 dan harus inisalisasi port digital sebagai Input
(pinMode(pin, INPUT)). Sedangkan jika menggunkan pin Analog Output maka
keluaran yang akan muncul adalah sebauah angka diantara 0 sampai 1023 dan
inisialisasi hanya perlu menggunkan analogRead(pin).
CARA KERJA SENSOR
Pada saat diberikan
catudaya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan berubah sesuai dengan kondisi kadar air
dalam tanah.
Pada saat kondisi
tanah :
·
Basah : tegangan
output akan turun
·
Kering : tegangan
output akan naik
Tegangan
tersebut dapat dicek menggunakan voltmeter DC. Dengan pembacaan pada pin
ADC pada microcontroller dengan tingkat ketelitian 10 bit, maka akan terbaca
nilai dari range 0 – 1023. Sedangkan untuk Output Digital dapat diliat pada nyala led Digital output
menyala atau tidak dengan mensetting nilai ambang pada potensiometer.
·
Kelembaban
tanah melebihi dari nilai ambang maka led akan padam
·
Kelembaban
tanah kurang dari nilai ambang maka led akan menyala
2. PIR Sensor
Sensor PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam hal ini sensor PIR banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan manusia dalam daerah yang mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor ini memiliki ukuran yang kecil, murah, hanya membutuhkan daya yang kecil, dan mudah untuk digunakan.
Pada umumnya sensor PIR dibuat dengan sebuah sensor pyroelectric sensor (seperti yang terlihat pada gambar disamping) yang dapat mendeteksi tingkat radiasi infrared. Segala sesuatu mengeluarkan radiasi dalam jumlah sedikit, tapi semakin panas benda/mahluk tersebut maka tingkat radiasi yang dikeluarkan akan semakin besar. Sensor ini dibagi menjadi dua bagian agar dapat mendeteksi pergerakan bukan rata-rata dari tingkat infrared. Dua bagian ini terhubung satu sama lain sehingga jika keduanya mendeteksi tingkat infrared yang sama maka kondisinya akan LOW namun jika kedua bagian ini mendeteksi tingkat infrared yang berbeda (terdapat pergerakan) maka akan memiliki output HIGH dan LOW secara bergantian.
3. 74LS73 (IC flip-flop)
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada output.
IC 4026
adalah 16-pin CMOS 7-segmen counter dari seri 4000. Jika input clock diberikan
pulsa maka akan menghasilkan output dalam bentuk yang dapat
ditampilkan pada layar 7-segmen. IC ini untuk menyederhanakan penggunaan
dekoder desimal ke biner atau 7-segmen decoder pada rangkaian counter/pencacah,
tetapi hanya terbatas digunakan untuk menampilkan (desimal) digit 0-9. Output
dari 7 segmen adalah active ‘high” sehingga dibutuhkan 7 segmen yang komon
katoda (negatif).
Sedangkan tabel berikut menggambarkan output yang diberikan oleh IC saat diberikan pulsa clock :
Gerbang Logika OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk
menghasilkan 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran 1 jika
salah satu dari Masukan bernilai Logika 1 dan apabila pada gerbang OR
menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus
bernilai Logika 0.
Tabel kebenaran gerbang OR
Tabel kebenaran pada tabel diatas menggambarkan fungsi OR inklusi. Gerbang OR memilki keluaran (ouput) bernilai RENDAH bila semua masukan (input) adalah bernilai RENDAH. Kolom keluaran pada tabel memperlihatkan bahwa hanya baris 1 pada tabel kebenaran OR yang menimbulkan keluaran 0, sedangkan semua baris lain menimbulkan keluaran 1.Simbol logika untuk gerbang OR diperlihatkan pada gambar
dibawah
Perhatikan diagram logika diatas, dimana masukan A dan B di-OR-kan untuk menghasilkan suatu keluaran Y. Ekspresi Boolean hasil rekayasa untuk fungsi OR dapat dilihat pada gambar dibawah
Perlu dicatat bahwa tanda tambah (+) merupakan simbol Boolean untuk OR.6. Gerbang AND
Gerbang AND kadang-kadang disebut "gerbang semua atau
tidak" Perhatikan gambar dibawah yang memperlihatkan tentang dasar gerbang
AND yang menggunakan saklar sederhana.
Simbol gerbang AND standar kita gunakan pada relay saklar, rangkaian pneumatik, dioda diskrit, dan transistor atau IC. Ini merupakan simbol yang harus anda hafal dan karena digunakan hingga sekarang untuk gerbang AND.
Istilah "Logika" biasanya digunakan untuk menyatakan suatu proses pengambilan keputusan. Maka suatu gerbang logika merupakan suatu rangkaian yang dapat memutuskan untuk berkata ya atau tidak pada keluaran berdasarkan masukan.Gerbang AND akan berlogika 1 apabila semua inputnya berlogika 1, namun bila salah satu atau semua keluarannya berlogika 0 maka keluarannya berlogika 0.
Ekspressi Boolean merupakan suatu bahasa universal yang
digunakan oleh ahli rekayasa dan teknisi daam elektronika digital. Perhatikan
tabel dibawah
Perlu dicatat bahwa suatu perkalian titik digunakan untuk menyimbolkan fungsi AND dalam teori Boolean. Pada tabel diatas menggambarkan empat cara yang seringkali digunakan untuk menyatakan peng-AND-an masukan A dan B. Semua metode ini digunakan secara luas dan harus dipelajari oleh setiap orang yang bekerja di bidang elektronika digital.
7. Resistor
Kode Warna Resistor
1. Resistor dengan 4 cincin kode warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
2. Resistor dengan 5 cincin kode warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
3. Resistor dengan 6 cincin warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut
Kode Huruf Resistor
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
- R, berarti x1 (Ohm)
- K, berarti x1000 (KOhm)
- M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
- F, untuk toleransi 1%
- G, untuk toleransi 2%
- J, untuk toleransi 5%
- K, untuk toleransi 10%
- M, untuk toleransi 20%
9. Button
Push Button atau biasanya orang bilang tombol adalah sebuah
komponen panel listrik yang berfungsi sebagai triger atau saklar pulse, karena
terdapat sebuah pegas untuk mengembalikan posisi push buton dalam keadaan
semula.
Pulse bisa disebut ON hanya beberapa Milidetik, oleh karena
itu push button bergantung pada wiring yang anda rangkai untuk membuatnya
menjadi berguna dan sempurna.
Prinsip Kerja
Push Button atau tombol bekerja menggunakan makanik ketika
ada sebuah dorongan maka lempengan tembaga pada push button akan Lepas atau
nempel tergangung pemilihan tipe push buttonya.
ketika lempengan tembaga (kontak) tersebut menempel maka arus
listrik akan mengalir, dan akan berhenti jika tidak ada dorongan pada push
button lempengan tembaga akan lepas dan arus listrik akan berhenti.
berikut karekterisktik dari Push Button:
·
Tegangan
diperbolehkan dari 0 - 220V DC atau AC
·
Ampere
mengikuti spesifikasi dari push button berbeda-beda
·
Terdapat 2
tipe kontak dari push button ( NO atau NC )
·
Warna push
button (Merah, hijau, Kuning, Putih, Biru ) kebanyakan warna yang dipakai
adalah merah dan hijau
Wiring Diagram Push Button
Dalam wiring sangat simpel karena push button ini cuman in
(listrik ) out (listrik) cuman 2 terminal ajam berikut gambar wiringnya.
Kapasitor adalah komponen elektronika yang
mempunyai kemampuan menyimpan elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau
komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik.
Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian
adalah dengan mengalirkan elektron menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah
di penuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami perubahan. Selanjutnya,
elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang
membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu
rangkaian.
Prinsip pembentukan kapasitor
·
Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan
dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk
kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan
dielektrikum).
·
Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda
sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang
berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai
kapasitansinya.
·
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor
liar. Sifat yang demikian itu disebutkan kapasitansi parasitic.
Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang
berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan
kawat yang berdekatan.
11. Induktor
Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang
sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang
berkaitan dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah
Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang
membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan
Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut
dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah
Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet
disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry
pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian
Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry
digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil.
Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan
microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam
Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
- Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi
Induktasinya
- Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula
induktansinya
- Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara,
Besi ataupun Ferit.
- Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
Cara kerja LED (Light Emitting Diode)
13. LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki
fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35
memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan
sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan
linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian
kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Pada Gambar 5.1 ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan
tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1
berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan
sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara
4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap
derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Berikut ini
adalah karakteristik dari sensor LM35:
·
Memiliki
sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
·
Memiliki
ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
·
Memiliki
jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
·
Bekerja
pada tegangan 4 sampai 30 volt.
·
Memiliki
arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
·
Memiliki
pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara
diam.
·
Memiliki
impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
·
Memiliki
ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
14. Amplifier
15. POT-HGPotensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai
Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang
tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer
terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi
sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal
Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.
Jenis-jenis Potensiometer
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat
dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
- Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya
dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau
dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu
Jari untuk menggeser wiper-nya.
- Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya
dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang
melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut.
Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan
Thumbwheel Potentiometer.
- Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan
harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk
memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan
jarang dilakukan pengaturannya.
Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer
Sebuah
Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur
(track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya
berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan
pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper)
pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi
sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif
pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan
Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track
(jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis
yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik
(Logarithmic Potentiometer).
Fungsi-fungsi Potensiometer
Dengan kemampuan
yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan
dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut
:
- Sebagai pengatur Volume pada
berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
- Sebagai Pengatur Tegangan pada
Rangkaian Power Supply
- Sebagai Pembagi Tegangan
- Aplikasi Switch TRIAC
- Digunakan sebagai Joystick
pada Tranduser
- Sebagai Pengendali Level
Sinyal
16. Relay
Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai
contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Gambar Bentuk dan Simbol Relay
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.
Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point (Saklar)
- Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan
gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi
sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana
Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak
terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali
lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik
Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik
yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
Karena
Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan
Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini
adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
- Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
- Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
- Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST) :
Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang
terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk
Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1
Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT) :
Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6
Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1
(single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain
Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan
Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double
Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :
- Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
- Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
- Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
- Ada
juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen
lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
17. Motor listrik
Motor Listrik adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion) dengan menggunakan arus searah(DC).Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
18. logicstate
bentuk dari logikal yang man menyatakan benar atau salah dengan nilai 1 atau 0
19. Dioda
Dioda adalah komponen/part elektronik aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor yang berfungsi utama menyearahkan AC menjadi DC.Dioda mempunyai dua elektroda, yaitu anoda (A) dan katoda (K). Dioda bersifat hanya meluluskan satu potential/ polaritas tegangan dan menahan/tidak meluluskan potential tegangan yang lainnya.Dioda yang digunakan adalah dioda power-rectifier (1n4002) Yaitu dioda penyearah untuk keperluan power-supply (sumber daya). Dioda ini sangat umum dan paling banyak penerapannya di berbagai rangkaian elektronik. Dioda jenis ini mempunyai rating arus max.1A.
Cara Pemasangan Dioda dalam Rangkaian Elektronika
4. Prosedur Percobaan[Kembali]
1.
persiapkan alat dan bahan
2. perhatikan datasheet pada setiap komponen rangkain
3. rangkailah komponen-komponen yang ada sesuai dengan
datasheetnya
4. pastikan rangkaian berjalan dengan kondisi yang diinginkan
5. Prinsip Kerja Rangkaian[Kembali]
apabila sensor soil moisture mendeteksi bahwa kelembaban tanah atau media tanam rendah yang mana sensor tersebut mendeteksi melalui resistansi yang mana apabila kelembaban tinggi atau tanah lembab maka sensor tersebut akan mengeluarkan output tegangan yang besar yang mana dapat berupa logika 1 apabila tegangnya sebesar 2,5-5V. yang mana input tersebut dihubungkan pada clock aktif low j-k flip flop yang mana akan mengatur atau merubah kondisi dari penggunaan 2 buah pompa yang dihidupkan secara bergantian, karna sensor soil berlogika 1 maka tidak terjadi perubahan pada clock. pada kondisi pertama kali yang aktif adalah Q not sehingga Q not berlogika 1 dan dihubungkan ke input gerbang and dan salah satu inputnya nya lagi dihubungkan pada output sensor pir yang diinverterkan, apabila sensor tidak mendeteksi adanya orang maka sensor tersebut akan mengeluarkan output logika 0 yang diinvertekan sehingga berlogika 1. sehngga kedua output dari gerbang and u7 berlogika satu yang mana dihubungkan lagi ke gerbang and u13 dan 14 yang mana pada u 13 salah satu nya dihubungkan pada input sensor soil. karna sensor soil berlogika 1, maka gerbang and akan mengeluarkan output berlogika 1, sehingga ada input pada basis transistor Q2 yang tegangnya besar dari 0,75 sehingga arus dari suplay yang melewati relay terhubung ke ground karna transistor Q2 aktif sehingga relay dalam kondisi on dan suplay terhubung ke pompa dan pompa menyala. dan untuk gerbang u13 juga dihubungkan pada output sensor soil, sehingga kedua input gerbang and berlogika 1 dan ouputnya berlogika 1, sehingga ada input logika satu pada gerbang or dan ouput pada gerbang or berlogika 1, sehingga terjadi perubahan pada clock counter dan pada tampilan sevensegment terlihat angka 01 yang mana sudah terjadi penyiraman sebanyak satu kali dan led biru akan aktif penyiraman sedang berlansung.
apabila sensor soil moisture mendeteksi bahwa kelembaban tanah atau media tanam rendah yang mana sensor tersebut mendeteksi melalui resistansi yang mana apabila kelembaban tinggi atau tanah lembab maka sensor tersebut akan mengeluarkan output tegangan yang besar yang mana dapat berupa logika 1 apabila tegangnya sebesar 2,5-5V. yang mana input tersebut dihubungkan pada clock aktif low j-k flip flop yang mana akan mengatur atau merubah kondisi dari penggunaan 2 buah pompa yang dihidupkan secara bergantian, karna sensor soil berlogika 1 maka tidak terjadi perubahan pada clock. pada kondisi pertama kali yang aktif adalah Q not sehingga Q not berlogika 1 dan dihubungkan ke input gerbang and dan salah satu inputnya nya lagi dihubungkan pada output sensor pir yang diinverterkan, karna sensor pir mendeteksi adanya orang maka sensor tersebut akan mengeluarkan output logika 1 yang diinvertekan sehingga berlogika 0. sehingga pin j dan k pada jk flip flop berlogika 0 dan tidak terjadi perubahan input. dan kedua input dari gerbang u6 dan u7 yang terhubung ke ground berlogika 0. sehingga tidak ada output pada gerbang and u6 atau pun u7 yang berlogika satu sehingga pada gerbang u11 dan u14 juga memeliki salah satu output berlogika 0 sehingga ouputnya juga berlogika 0. sehingga tidak ada arus yang mengalir ke transistor dan arus dari suplay yang melewati relay dan emitor tidak terhubung ke colector dan ground karna transistor tidak aktif.sehingga tidak ada pompa yang menyala dan tidak ada masukan pada clock dari rangkaian counter dan led kuning menyala sebagai tanda adanya orang.
ketika pada ruangan tersebut memiliki temperatur besar dari 30 derajat maka amplifier akan memperkuat tegangan yang dihasilkan lm 35 dan diteruskan ke resistor 1k dan dihubungkan pada basis transitor karna pada suhu 30 derajat teganganya besar dari 0,75 sehingga trnasitor tersebut aktif. maka arus dari suplay dan melewati relay dan emitor akan terhubung ke collctor dan ground sehingga kipas udara masuk dan keluar dan led merah akan menyala. namun ketika pada ruangan tersebut memiliki temperatur kecil dari 26 derajat maka amplifier akan memperkuat tegangan yang dihasilkan lm 35 dan diteruskan ke resistor 1k dan dihubungkan pada basis transitor karna pada suhu 26 derajat teganganya besar dari 0,74 sehingga transitor tersebut tidak aktif. maka arus dari suplay dan melewati relay dan emitor tidak akan terhubung ke collctor dan ground sehingga kipas udara masuk dan keluar dan led merah tidak menyala menyala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar