Sistem Kontrol Kebun



 

1. Tujuan[Kembali]

  • Mengetahui dan memahami penggunaan sistem digital
  • Mampu membuat rangkaian dengan memanfaatkan pengaplikasian sistem digital

2. Alat Dan Bahan[Kembali]

 Alat

1. Power Supply DC

 


Generator DC atau generator arus searah (DC) adalah salah satu jenis mesin listrik, dan fungsi utama mesin generator DC adalah mengubah energi mekanik menjadi listrik DC (arus searah). Proses perubahan energi menggunakan prinsip gaya gerak listrik yang diinduksi secara energi. tegangan yang digunakan adalah  0-5v

 
 

 

 

2. Voltmeter

 



 3. Ground

Pengertian dan Fungsi Grounding Listrik - Panduan Teknisi

 

Bahan

1. soil moisture sensor
Response of soil water sensors to varying levels of soil organic matter...  | Download Scientific Diagram 
Characteristics of Real-time Soil Moisture Monitoring Sites and Sensor... |  Download Table 

 
Pin Description of the Soil Moisture Sensor | Download Table

2. PIR
PIR Sensor Datasheet, Pinout Specifications, Working | Homemade Circuit  Projects

 
SISTEM KEAMANAN KSATRIAN DENGAN SENSOR PIR MENGGUNAKAN METODE CLUSTER BASEDPraktikum Elektronika dan Sistem Digital: Rangakaian Sensor PIR dengan ADC 
SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PIR, SENSOR LM35, DAN SENSOR LDR SISTEM  PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK DALAM RUMAH
 
 
3. 4026

Hasil gambar untuk 4026 electrical characteristik

 
 

 

 
4. OR


Salam Solder: Beberapa rangkaian dasar gerbang logika menggunakan transistor  sebagai swich

 


5. AND
Gerbang AND - Pengertian Gerbang logika AND dan Rangkaiannya ~ Studi  Elektronika

 

6. Dioda(1n4002)

Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik.


 
    Simbol Dioda dan Susunannya

7. Resistor


 
8.74ls76
74LS76 dual J-K flip-flop with clear and preset
74LS76 Dual JK Flip-Flop Datasheet, Pinout, Features & Applications - The  Engineering Projects74LS76 Pinout, Features, Alternatives & Datasheet



9. Transistor

Hasil gambar untuk bc547 electrical characteristik

 
10. Button
Stage 4: Complete Beginner's Guide For Arduino Hardware Platform For DIY -  CodeProject

11. kapasitor
Hasil gambar untuk capacitor electrical characteristik
 
12. induktor

Hasil gambar untuk induktor elektrical cararcteristik
 
13. LED


 
14. LM35


 


 
15. Amplifier
Pengertian IC LM358 dan Fungsinya

Hasil gambar untuk lm358n electrical characteristik
 
16. POT HG

Hasil gambar untuk potensio electrical characteristik
 
17. Relay



12V Relay Pinout



 
 
18. Logicstate
19. Motor

3. Dasar Teori[Kembali]

 

1. Soil moisture sensor

Soil Moisture Sensor merupakan module untuk mendeteksi kelembaban tanah, yang dapat diakses menggunakan microcontroller seperti arduino.Sensor kelembaban tanah ini dapat dimanfaatkan pada sistem pertanian, perkebunan, maupun sistem hidroponik mnggunakan hidroton.

Soil Moisture Sensor dapat digunakan untuk sistem penyiraman otomatis atau untuk memantau kelembaban tanah tanaman secara offline maupun online. Sensor yang dijual pasaran mempunyai 2 module dalam paket penjualannya, yaitu sensor untuk deteksi kelembaban, dan module elektroniknya sebagai amplifier sinyal.



Jika menggunakan pin Digital Output maka keluaran hanya bernilai 1 atau 0 dan harus inisalisasi port digital sebagai Input (pinMode(pin, INPUT)). Sedangkan jika menggunkan pin Analog Output maka keluaran yang akan muncul adalah sebauah angka diantara 0 sampai 1023 dan inisialisasi hanya perlu menggunkan analogRead(pin).

CARA KERJA SENSOR

Pada saat diberikan catudaya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah.


Pada saat kondisi tanah :

·                     Basah : tegangan output akan turun

·                     Kering : tegangan output akan naik

Tegangan tersebut dapat dicek menggunakan voltmeter DC. Dengan pembacaan pada pin ADC pada microcontroller dengan tingkat ketelitian 10 bit, maka akan terbaca nilai dari range 0 – 1023. Sedangkan untuk Output Digital dapat diliat pada nyala led Digital output menyala atau tidak dengan mensetting nilai ambang pada potensiometer.

·                     Kelembaban tanah melebihi dari nilai ambang maka led akan padam

·                     Kelembaban tanah kurang dari nilai ambang maka led akan menyala


2. PIR Sensor

Sensor PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam hal ini sensor PIR banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan manusia dalam daerah yang mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor ini memiliki ukuran yang kecil, murah, hanya membutuhkan daya yang kecil, dan mudah untuk digunakan.

Pada umumnya sensor PIR dibuat dengan sebuah sensor pyroelectric sensor (seperti yang terlihat pada gambar disamping) yang dapat mendeteksi tingkat radiasi infrared. Segala sesuatu mengeluarkan radiasi dalam jumlah sedikit, tapi semakin panas benda/mahluk tersebut maka tingkat radiasi yang dikeluarkan akan semakin besar. Sensor ini dibagi menjadi dua bagian agar dapat mendeteksi pergerakan bukan rata-rata dari tingkat infrared. Dua bagian ini terhubung satu sama lain sehingga jika keduanya mendeteksi tingkat infrared yang sama maka kondisinya akan LOW namun jika kedua bagian ini mendeteksi tingkat infrared yang berbeda (terdapat pergerakan) maka akan memiliki output HIGH dan LOW secara bergantian.

Jangkauan Sensor PIR



Penggunaan PIR (Passive Infrared Sensor) pada sistem Arduino – Tinker


SISTEM KEAMANAN KSATRIAN DENGAN SENSOR PIR MENGGUNAKAN METODE CLUSTER BASED

3. 74LS73 (IC flip-flop) 

JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada output.





4. 4026

IC 4026 adalah 16-pin CMOS 7-segmen counter dari seri 4000. Jika input clock diberikan pulsa maka akan menghasilkan output dalam bentuk yang dapat ditampilkan pada layar 7-segmen. IC ini untuk menyederhanakan penggunaan dekoder desimal ke biner atau 7-segmen decoder pada rangkaian counter/pencacah, tetapi hanya terbatas digunakan untuk menampilkan (desimal) digit 0-9. Output dari 7 segmen adalah active ‘high” sehingga dibutuhkan 7 segmen yang komon katoda (negatif).

Sedangkan tabel berikut menggambarkan output yang diberikan oleh IC saat diberikan pulsa clock :


5. Gerbang OR

Gerbang Logika OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran 1 jika salah satu dari Masukan bernilai Logika 1 dan apabila pada gerbang OR  menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.

Tabel kebenaran gerbang OR

Tabel kebenaran pada tabel diatas menggambarkan fungsi OR inklusi. Gerbang OR memilki keluaran (ouput) bernilai RENDAH bila semua masukan (input) adalah bernilai RENDAH. Kolom keluaran pada tabel memperlihatkan bahwa hanya baris 1 pada tabel kebenaran OR yang menimbulkan keluaran 0, sedangkan semua baris lain menimbulkan keluaran 1.

Simbol logika untuk gerbang OR diperlihatkan pada gambar dibawah

Perhatikan diagram logika diatas, dimana masukan A dan B di-OR-kan untuk menghasilkan suatu keluaran Y. Ekspresi Boolean hasil rekayasa untuk fungsi OR dapat dilihat pada gambar dibawah

Perlu dicatat bahwa tanda tambah (+) merupakan simbol Boolean untuk OR.

6. Gerbang AND

Gerbang AND kadang-kadang disebut "gerbang semua atau tidak" Perhatikan gambar dibawah yang memperlihatkan tentang dasar gerbang AND yang menggunakan saklar sederhana.

Simbol gerbang AND standar kita gunakan pada relay saklar, rangkaian pneumatik, dioda diskrit, dan transistor atau IC. Ini merupakan simbol yang harus anda hafal dan karena digunakan hingga sekarang untuk gerbang AND.

Istilah "Logika" biasanya digunakan untuk menyatakan suatu proses pengambilan keputusan. Maka suatu gerbang logika merupakan suatu rangkaian yang dapat memutuskan untuk berkata ya atau tidak pada keluaran berdasarkan masukan.

Gerbang AND akan berlogika 1 apabila semua inputnya berlogika 1, namun bila salah satu atau semua keluarannya berlogika 0 maka keluarannya berlogika 0.

Tabel diatas disebut tabel kebenaran untuk gerbang AND memberikan semua kemungkinan kombinasi masukan dari masukan A dan B. Tabel kebenaran mendefinisikan dengan sangat tepat operasi gerbang AND.

Ekspressi Boolean merupakan suatu bahasa universal yang digunakan oleh ahli rekayasa dan teknisi daam elektronika digital. Perhatikan tabel dibawah

Perlu dicatat bahwa suatu perkalian titik digunakan untuk menyimbolkan fungsi AND dalam teori Boolean. Pada tabel diatas menggambarkan empat cara yang seringkali digunakan untuk menyatakan peng-AND-an masukan A dan B. Semua metode ini digunakan secara luas dan harus dipelajari oleh setiap orang yang bekerja di bidang elektronika digital.

7. Resistor

esistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm. Berikut cara membaca resistor

Kode Warna Resistor


    1. Resistor dengan 4 cincin kode warna

        Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor           pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.

    2. Resistor dengan 5 cincin kode warna

         Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan           faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.

    3. Resistor dengan 6 cincin warna

        Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam       menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur              maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut

Kode Huruf Resistor

    

        Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

  •     R, berarti x1 (Ohm)
  •     K, berarti x1000 (KOhm)
  •     M, berarti x 1000000 (MOhm)

         Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

  •     F, untuk toleransi 1%
  •     G, untuk toleransi 2%
  •     J, untuk toleransi 5%
  •     K, untuk toleransi 10%
  •     M, untuk toleransi 20%
8. Transistor
2N2222A adalah Transistor NPN bipolar junction transistor yang seringkali ditemukan dalam berbagai rangkaian elektronik, seperti untuk Amplifier dan Switch. Ini adalah Transistor yang memiliki terminal Basis, Emitor dan Colector.Transistor 2N2222A adalah negatif-positif-negatif (NPN) bipolar junction transistor yang digunakan untuk berbagai tujuan. Bersama dengan komponen elektronik lainnya, seperti resistor, kumparan, dan kapasitor, dapat digunakan sebagai komponen aktif untuk switch dan amplifier. Seperti semua transistor NPN lain, jenis ini memiliki terminal emitor, basis atau terminal kontrol, dan terminal kolektor. Dalam konfigurasi biasa, arus mengalir dari dasar ke emitor mengontrol arus kolektor.

9. Button

Push Button atau biasanya orang bilang tombol adalah sebuah komponen panel listrik yang berfungsi sebagai triger atau saklar pulse, karena terdapat sebuah pegas untuk mengembalikan posisi push buton dalam keadaan semula.

Pulse bisa disebut ON hanya beberapa Milidetik, oleh karena itu push button bergantung pada wiring yang anda rangkai untuk membuatnya menjadi berguna dan sempurna.

Prinsip Kerja

Push Button atau tombol bekerja menggunakan makanik ketika ada sebuah dorongan maka lempengan tembaga pada push button akan Lepas atau nempel tergangung pemilihan tipe push buttonya.

ketika lempengan tembaga (kontak) tersebut menempel maka arus listrik akan mengalir, dan akan berhenti jika tidak ada dorongan pada push button lempengan tembaga akan lepas dan arus listrik akan berhenti.

berikut karekterisktik dari Push Button:

·         Tegangan diperbolehkan dari 0 - 220V DC atau AC

·         Ampere mengikuti spesifikasi dari push button berbeda-beda

·         Terdapat 2 tipe kontak dari push button ( NO atau NC ) 

·         Warna push button (Merah, hijau, Kuning, Putih, Biru ) kebanyakan warna yang dipakai adalah merah dan hijau

Wiring Diagram Push Button

Dalam wiring sangat simpel karena push button ini cuman in (listrik ) out (listrik) cuman 2 terminal ajam berikut gambar wiringnya.


10. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik.

Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian.

Prinsip pembentukan kapasitor

·         Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).

·         Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.

·         Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu disebutkan kapasitansi parasitic.

Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang berdekatan.

11. Induktor

 Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

  • Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
  • Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
  • Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
  • Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya
12 LED

  LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

Cara kerja LED (Light Emitting Diode)

Cara kerja LED (Light Emitting Diode)

13. LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Pada Gambar 5.1 ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:

·         Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

·         Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC

·          Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.

·          Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

·          Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.

·          Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.

·          Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

·          Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

 14. Amplifier

15. POT-HG

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.

Jenis-jenis Potensiometer

Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

  1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
  2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
  3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.

Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.

Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).

Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).

Fungsi-fungsi Potensiometer

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

  1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
  2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
  3. Sebagai Pembagi Tegangan
  4. Aplikasi Switch TRIAC
  5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
  6. Sebagai Pengendali Level Sinyal

 16. Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Gambar Bentuk dan Simbol Relay

Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.

Prinsip Kerja Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

  1. Electromagnet (Coil)
  2. Armature
  3. Switch Contact Point (Saklar)
  4. Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :


Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

  • Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
  • Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :

  • Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
  • Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :

  • Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  • Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  • Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
  • Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :

Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :

  1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
  2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
  3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
  4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).

17. Motor listrik

Motor Listrik adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion) dengan menggunakan arus searah(DC).Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.

PENGERTIAN MOTOR LISTRIK DC | biondiocta

 18. logicstate

    bentuk dari logikal yang man menyatakan benar atau salah dengan nilai 1 atau 0

19. Dioda 

    Dioda adalah komponen/part elektronik aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor yang berfungsi utama menyearahkan AC menjadi DC.Dioda mempunyai dua elektroda, yaitu anoda (A) dan katoda (K). Dioda bersifat hanya meluluskan satu potential/ polaritas tegangan dan menahan/tidak meluluskan potential tegangan yang lainnya.Dioda yang digunakan adalah dioda power-rectifier (1n4002) Yaitu dioda penyearah untuk keperluan power-supply (sumber daya). Dioda ini sangat umum dan paling banyak penerapannya di berbagai rangkaian elektronik. Dioda jenis ini mempunyai rating arus max.1A.

Cara Pemasangan Dioda dalam Rangkaian Elektronika

Cara Pemasangan Dioda dalam Rangkaian Elektronika   

4. Prosedur Percobaan[Kembali]

1. persiapkan alat dan bahan
2. perhatikan datasheet pada setiap komponen rangkain
3. rangkailah  komponen-komponen yang ada sesuai dengan datasheetnya
4. pastikan rangkaian berjalan dengan kondisi yang diinginkan


5. Prinsip Kerja Rangkaian[Kembali]

 

apabila sensor soil moisture mendeteksi bahwa kelembaban tanah atau media tanam tinggi yang mana sensor tersebut mendeteksi melalui resistansi yang mana apabila kelembaban tinggi atau tanah lembab maka sensor tersebut akan mengeluarkan output tegangan yang kecil yang mana dapat berupa logika 0 apabila tegangnya sebesar 0-0,8V. yang mana input tersebut dihubungkan pada clock aktif low j-k flip flop yang mana akan mengatur atau merubah kondisi dari penggunaan 2 buah pompa yang dihidupkan secara bergantian, yang mana akan mengaktifkan salah satu pompa pada setiap clocknya berlogika 0. pada kondisi pertama kali yang aktif adalah Q not sehingga  Q not berlogika 1 dan dihubungkan ke input gerbang and dan salah satu inputnya nya lagi dihubungkan pada output sensor pir yang diinverterkan, apabila sensor tidak mendeteksi adanya orang maka sensor tersebut akan mengeluarkan ouput logika 0 yang diinvertekan sehingga berlogika 1. sehingga kedua output dari gerbang and u7 berlogika satu yang mana dihubungkan lagi ke gerbang and u13 dan 14 yang mana pada u 13 salah satu nya dihubungkan pada input sensor soil. karna sensor soil berlogika 0, maka gerbang and akan mengeluarkan output berlogika 0, sehingga tidak ada input pada basis transistor Q2 sehingga arus dari suplay yang melewati relay tidak terhubung ke ground karna transistor Q2 tidak aktif sehingga relay dalam kondisi off dan suplay tidak terhubung ke pompa dan pompa tidak menyala. dan untuk gerbang u13 juga dihubungkan pada output sensor soil, sehingga salah satu input gerbang and berlogika 1 dan ouputnya berlogika 0, sehingga tidak ada input logika satu pada gerbang or dan ouput pada gerbang or berlogika 0, sehingga tidak terjadi perubahan pada clock counter.

apabila sensor soil moisture mendeteksi bahwa kelembaban tanah atau media tanam rendah yang mana sensor tersebut mendeteksi melalui resistansi yang mana apabila kelembaban tinggi atau tanah lembab maka sensor tersebut akan mengeluarkan output tegangan yang besar yang mana dapat berupa logika 1 apabila tegangnya sebesar 2,5-5V. yang mana input tersebut dihubungkan pada clock aktif low j-k flip flop yang mana akan mengatur atau merubah kondisi dari penggunaan 2 buah pompa yang dihidupkan secara bergantian, karna sensor soil berlogika 1 maka tidak terjadi perubahan pada clock. pada kondisi pertama kali yang aktif adalah Q not sehingga  Q not berlogika 1 dan dihubungkan ke input gerbang and dan salah satu inputnya nya lagi dihubungkan pada output sensor pir yang diinverterkan, apabila sensor tidak mendeteksi adanya orang maka sensor tersebut akan mengeluarkan output logika 0 yang diinvertekan sehingga berlogika 1. sehngga kedua output dari gerbang and u7 berlogika satu yang mana dihubungkan lagi ke gerbang and u13 dan 14 yang mana pada u 13 salah satu nya dihubungkan pada input sensor soil. karna sensor soil berlogika 1, maka gerbang and akan mengeluarkan output berlogika 1, sehingga ada input pada basis transistor Q2 yang tegangnya besar dari 0,75 sehingga arus dari suplay yang melewati relay terhubung ke ground karna transistor Q2 aktif sehingga relay dalam kondisi on dan suplay terhubung ke pompa dan pompa menyala. dan untuk gerbang u13 juga dihubungkan pada output sensor soil, sehingga kedua input gerbang and berlogika 1 dan ouputnya berlogika 1, sehingga ada input logika satu pada gerbang or dan ouput pada gerbang or berlogika 1, sehingga terjadi perubahan pada clock counter dan pada tampilan sevensegment terlihat angka 01 yang mana sudah terjadi penyiraman sebanyak satu kali dan led biru akan aktif penyiraman sedang berlansung.

apabila sensor soil moisture mendeteksi bahwa kelembaban tanah atau media tanam rendah yang mana sensor tersebut mendeteksi melalui resistansi yang mana apabila kelembaban tinggi atau tanah lembab maka sensor tersebut akan mengeluarkan output tegangan yang besar yang mana dapat berupa logika 1 apabila tegangnya sebesar 2,5-5V. yang mana input tersebut dihubungkan pada clock aktif low j-k flip flop yang mana akan mengatur atau merubah kondisi dari penggunaan 2 buah pompa yang dihidupkan secara bergantian, karna sensor soil berlogika 1 maka tidak terjadi perubahan pada clock. pada kondisi pertama kali yang aktif adalah Q not sehingga  Q not berlogika 1 dan dihubungkan ke input gerbang and dan salah satu inputnya nya lagi dihubungkan pada output sensor pir yang diinverterkan, karna sensor pir mendeteksi adanya orang maka sensor tersebut akan mengeluarkan output logika 1 yang diinvertekan sehingga berlogika 0. sehingga pin j dan k pada jk flip flop berlogika 0 dan tidak terjadi perubahan input. dan kedua input dari gerbang u6 dan u7 yang terhubung ke ground berlogika 0. sehingga tidak ada output pada gerbang and u6 atau pun u7 yang berlogika satu sehingga pada gerbang u11 dan u14 juga memeliki salah satu output berlogika 0 sehingga ouputnya juga berlogika 0. sehingga tidak ada arus yang mengalir ke transistor dan arus dari suplay yang melewati relay dan emitor tidak terhubung ke colector dan ground karna transistor tidak aktif.sehingga tidak ada pompa yang menyala  dan tidak ada masukan pada clock dari rangkaian counter dan led kuning menyala sebagai tanda adanya orang.

ketika pada ruangan tersebut memiliki temperatur besar dari 30 derajat maka amplifier akan memperkuat tegangan yang dihasilkan lm 35 dan diteruskan ke resistor 1k dan dihubungkan pada basis transitor karna pada suhu 30 derajat teganganya besar dari 0,75 sehingga trnasitor tersebut aktif.  maka arus dari suplay dan melewati relay dan emitor akan terhubung ke collctor dan ground sehingga kipas udara masuk dan keluar dan led merah akan menyala. namun ketika pada ruangan tersebut memiliki temperatur kecil dari 26 derajat maka amplifier akan memperkuat tegangan yang dihasilkan lm 35 dan diteruskan ke resistor 1k dan dihubungkan pada basis transitor karna pada suhu 26 derajat teganganya besar dari 0,74 sehingga transitor tersebut tidak aktif.  maka arus dari suplay dan melewati relay dan emitor tidak akan terhubung ke collctor dan ground sehingga kipas udara masuk dan keluar dan led merah tidak menyala menyala.




6. Vidio Rangkaian[Kembali]

 

 
 

7. Download File[Kembali]




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar